~ini ketikan pertama gw yang memakai kata yang sakral sekali itu~
Lidahku terasa mati dalam kata itu.. Aku rasa aku belum cukup kuat untuk kata itu..
Sudah banyak contoh cerita dan berita yang mewakili kata sakral itu.. Tapi hatiku masih rapuh, belum cukup kuat..
Apa cinta itu yang seperti yang dikatakan warna suara yang tersebar di udara? Atau hanya modal dari preman merasuki hati anak kecil? Atau hanya orang aneh yang ingin menembus pagar batas? Apa matahari dan bulan? Atau hanya salah satu permainan hidup yang memabukkan? Atau hanya janji yang dipegang bersama? Atau kebutuhan?
Atau?, Kenyamanan berinteraksi?
Atau?, Menerima seseorang apa adanya?
Atau?, Ikhlas berbuat dan diperbuat bersamanya?
Atau?, Kepercayaan atasnya?
Atau?, Bersikap karena-Nya?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku suka menonton permainan wayang.. Dalang beraksi.. Sinden bernyanyi.. Gamelan menggemuruhkan suasana..
Dengan wayang-wayang yang berloncatan kesana kemari memainkan peran, berkilah dan bersilat lidah..
Dalang, hanya memberikan gaya agar wayang bergerak sesuai perannya, keras, kejam, baik hati, sombong, bijak.. Semua hanya dimodalkan dengan gaya..
Sinden, yang terus bernyanyi lembut mewarnai udara dengan gelombang indah untuk menguatkan peran dan permainan..
Sekeras apapun dalang, dengan suara sinden yang lembut, suasana bisa luluh..
Selemah apapun sinden, dalang tetap bermain, giat dalam mencari peran yang tepat..
Apabila dalang beraksi melebihi peran wayang,penonton kecewa..
Apabila sinden melembut merusak suasana perang,penonton kecewa..
Untuk membuat cerita menarik, hanya untuk penonton yang tidak tahu siapa, mereka berusaha keras terus bangkit menyemangati peran..
Tetapi, dibelakang semua itu, dalang dan sinden sudah membuat dan mengkonsep peran masing-masing wayang..
Apa ini bisa menjadi contoh?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Keluargaku sangat menyenangkan.. Apalagi dilihat dari luar.. Dengan peran dermawan dari sang ayah, lembut dan mengasihi dari sang bunda, dan anak² yang bisa dibilang tidak ada yang waras..
Sering tertangkap frame dimana kita sedang tertawa lepas bersama..
Dibalik itu, bapakku adalah seseorang yang keras tapi rapuh dan dalam kuasa.. Dan ibuku adalah yang lembut tapi bertahan seperti baja..
Sekeras apapun bapakku, seburuk apapun keputusannya, ibuku tetap menerimanya dengan kelembutannya..
Seteledor apapun ibuku, seburuk apapun buku belanja, bapakku tetap menerimanya dengan bijak dan dermawan..
Seburuk apapun sifat anaknya, sebatu apapun kepala anaknya, sebulus apapun akal anaknya, sebuta apapun penglihatannya, setuli apapun telingannya, sebisu apapun nyanyiannya..
Tapi mereka tetap hidup dan bekerja keras untuk menyinari, menerangi, menghilangkan batas masa depan anak-anaknya..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apa mungkin regenerasi terjadi padaku yang buruk sifatnya, hatinya, tampaknya, imannya..?
Akh.. cinta.. absurd..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar